Minggu, 23 November 2008

Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau, sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia.

Dulu lagu nasional itu sering kita dengar, baik melalui televisi maupun radio. Tapi kini lagu-lagu tersebut sepertinya hilang begitu saja. Di teve, radio, atau di manapun yang sering kita dengar adalah lagu-lagu dangdut atau lagu pop, anak-anak kecil pun sudah hapal lagu-lagu ini, dan belum tentu tahu lagu nasional, betulkan?

Baiklah, saya tidak akan berbicara banyak mengenai lagu-lagu ini, tapi mungkin saya akan bercerita tentang "Monumen Nol Kilometer" di pulau Sabang. Saat menginjakkan kaki di depan pintu monumen bercat putih ini, pikiranku teringat lagu "Dari Sabang sampai Merauke".
Betapa tidak, bahwa aku kini sudah berada di monumen "Nol Kilometer" yang sebelumnya harus "ijin" ke sebuah pos penjagaan aparat. Inilah wilayah NKRI yang berbatasan dengan samudera hindia.

Lepas pandang ke arah lautan, gemuruh ombak menghampar tanpa ujung, ga ada nelayan atau kapal lewat karena gelombang lautnya yang besar menabrak karang batas pulau. Monumen "Nol Kilometer" berada di ujung Sabang yang elok dan gagah berdiri di antara hutan tropis.

Kami pun mendapat "Sertifikat Nol Kilometer", bahwa kami pernah mengunjungi perbatasan negara ini. Berarti aku sudah pernah ke sabang, kapan ya ke Merauke nyaa....

Salam buat teman-teman yang ada di photo ini, i miss yu.


Tidak ada komentar: